Mati adalah awal kehidupan. Hidup adalah pangkal kematian.
Hidup dan mati, datang silih berganti, tidak ada yang kekal abadi. Itulah hokum
alam yang hakiki.
Oleh sebab itu, jangan takut mati, jangan mencari mati. Selama
hidup, lebih baik bersegeralah perbanyak kebaikan, syukuri diri dalam
keadaan apapun, dan tahu diri di manapun. Bebas, lepas, tidak terikat dan
melekat, cerah ceria, berpikir optimis dan positif setiap saat, insyaallah
hidup senang, mati tenang. :-)
Kisah Nyata...
Pagi itu seorang pria menjalani rutinitasnya seperti biasa.
Sebagai seseorang yang mempunyai relasi luas dan sibuk, ia selalu menyempatkan diri
untuk membaca kolom pengumuman termasuk juga kolom berita kematian. Tiba-tiba
matanya membaca sebuah berita, berita yang sangat mengejutkan dan membuat bulu
kuduknya merinding. Ia sedang membaca berita kematiannya sendiri.
Pria ini terhenyak, ia lalu bertanya kepada dirinya sendiri,
apakah ia masih hidup? Apakah saat ini ia ada di dunia atau di alam baka? Saat
ia menyadari bahwa ada sebuah kesalahan dalam berita ini, mungkin karena
memiliki nama yang sama, pastilah redaksi koran ini telah melakukan kesalahan.
Namun karena rasa penasaran ia pun melanjutkan membaca
berita tersebut. Ia ingin tahu apa tanggapan orang mengenai dirinya. Dalam
artikel itu ia disebut dengan panggilan 'raja dinamit' telah wafat. Pada
bagian lain ia juga disebut sebagai 'partner dewa kematian'. Ia terkejut
bukan kepalang, apakah seperti ini dirinya akan dikenang oleh orang-orang?
Kejadian ini membuka pikirannya, ia lalu memutuskan bahwa ia
tidak ingin dikenang seperti itu. Ia bertekad mulai saat itu juga ia akan
berjuang demi kedamaian dan kemanusiaan.
Begitulah akhirnya, pria yang bernama Alfred
Nobel ini dengan tekadnya ia berusaha hingga pada akhirnya namanya diabadikan dalam hadiah perdamaian yaitu Nobel Prizes.
Bagaimana dengan Anda? Seperti apa Anda ingin dikenang oleh
orang-orang yang Anda tinggalkan? Warisan apa yang akan Anda sumbangsihkan demi
mashlahat umat banyak? Apakah orang-orang akan mengingat Anda dengan penuh
cinta dan rasa hormat? Mari kita bersegera
lakukan sebanyak kebaikan, mulai
hari ini, detik ini, saat ini juga.
Sumber : Anne Ahira